Furnitur antik tak akan lekang dimakan zaman. Sampai saat ini, furnitur antik masih saja diburu, seperti lemari, kursi, meja, rak, pintu, maupun tempat tidur. Sebagian besar furnitur antik ini terbuat dari bahan kayu jati yang memang karakter kayunya makin lama makin kuat. Keberadaan furnitur kayu jati antik ini memberikan nuansa berbeda, menambah kesan etnik, dan memperkuat kesan natural.
Permasalahannya, mencari furnitur yang benar-benar antik (berusia tua) tak segampang mendapatkan furnitur kayu jati minimalis yang dengan mudah bisa didapatkan di pasaran. Selain, harganya juga mahal. Karena itu, saat ini muncul teknik-teknik finishing antik untuk membuat furnitur baru terasa klasik. Dengan proses finishing yang tepat, pintu kayu jati yang baru saja dibuat, bisa berubah menjadi antik.
Meski proses finishing antik ini menjadi pengetahuan umum, namun di tangan para pengrajin kayu tak ada patokan standar. Dalam prosesnya, mereka kembali melihat kondisi kayu, dan akan memrosesnya kembali jika tak sesuai dengan hasil akhir yang diharapkan. Hal ini diakui Devi Hidayanti Safitri, pengelola UD Jati Barokah dan UD Jati Buana. Perempuan energik yang turut merintis dan terjun langsung mengelola usaha ayahnya ini mengatakan para pegerajinnya memakai proses pembakaran untuk memunculkan serat-serat hitam pada kayu, sekaligus berfungsi pula mengeringkan kayu. Kemudian, kayu digerinda kawat untuk memunculkan seratnya, dicat (diberi warna), setelah kering, diamplas, kemudian di gloss/dop. “Tidak selalu tahapannya begitu, bisa dibakar dlu, bisa juga digerinda dulu. Mereka juga sering mencoba-coba untuk mendapatkan hasil akhir terbaik,” jelas Devi.
Ayahnya, Sutrisno, sejak tahun 90an bergelut di dunia perkayuan dan permebelan. Sempat terpuruk dan kembali bisa bangkit tahun 2006. Devi pun turut di dalamnya. Karena itu, ia paham betul selera pasar saat ini. “Sekarang banyak yang suka minimalis. Jadi, walaupun mebelnya kayu jati tua (klasik) tetap pilihan bentuknya yang minimalis,” ucapnya.
Devi mengungkapkan, selain menawarkan furnitur yang difinishing antik, ia juga menjual furnitur yang benar-benar antik alias kayu jati yang dipakai berusia puluhan tahun. Kayu-kayu jati tua itu diakuinya dipasok dari Jawa yang merupakan bongkaran rumah joglo. Dan harganya, tentu lebih mahal. Untuk kayu jati tua (antik) ini, Devi mengatakan lebih banyak yang mengambil pintu gebyok. Konsumennya lebih banyak bule untuk ditempatkan di vilanya. Sementara konsumen lokal, pintu gebyok banyak diaplikasikan sebagai pintu utama pada rumah-rumah pribadi. –Inten Indrawati
Pilihannya Klasik Minimalis
No comments:
Post a Comment