Joged merupakan salah satu tari pergaulan yang sangat popular di Bali, tidak terkecuali di Buleleng. gerakan yang lincah dan gamelan yang sederhana membuat joged menjadi tontonan yang sangat menarik untuk dinikmati. Tari ini memiliki pola-pola gerak yang bebas, lincah, dan dinamis. Gerak-gerak dasar tari ini diambil dari Legong maupun Kekebyaran, dan dibawakan secara improvisasi.
Sayangnya saat ini stigma tarian porno untuk tarian joged menjadi tantangan terbesar bagi pecinta seni tari dan penari itu sendiri. Kondisi ini menyusul makin maraknya peredaran video layak sensor pentas joged di media sosial. Imbasnya, stigma itu jadi beban psikis bagi remaja putri yang hendak terjun menjadi penari joged. Sebagai sebuah kesenian rakyat, tari joged diiringi dengan barungan gamelan yang didominasi oleh instrumen-instrumen bambu. Di antara semua jenis joged yang ada di Bali, Joged Bumbunglah yang paling populer.
Buleleng Festival 2016 sebagai ajang promosi sekaligus sebagai ajang untuk mengahapus kesan porno untuk tarian joged. Pembukaan Bulfest disemarakkan dengan penampilan joged massal yang diikuti sebanyak 16 sekaa dari berbagai sanggar yang ada di kabupaten Buleleng. salah satunya sekaa Gita Ulangun dari Desa Menyali menampilkan joged sakral yang merupakan hasil pemekaran dari tari Legong Keraton. Gede Redana selaku koordinator sekaa Gita Ulangun menuturkan jika pihaknya sangat memerhatikan gerakan-gerakan dari sang penari. “Ini kan joged sakral jadi penarinya harus sopan dan pengibingnya juga sopan, andaikata jika ada yang berminat mencari joged yang dengan goyang ngebor saya alihkan kepada yang lain saja,” tuturnya.
Ni Luh Nita Kusuma Dewi pengelola sanggar Kusuma Dewi menuturkan dengan adanya Bulfest ini sangat baik untuk dapat mengembalikan citra joged yang saat ini negatif. Menurutnya saat ini tarian joged sudah bergeser dan kebablasan dari makna yang sebenarnya. “Sebenarnya joged itu tidak seperti yang dilihat seperti sekarang ini melainkan merupakan tarian sakral yang hanya dipentaskan pada hari tertentu saja,” papar Nita. Menurutnya ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menipis anggapan joged porno tersebut. Salah satunya adalah dari segi pakaian. “Pakaiannya harus tertutup jangan terlalu terbuka,” imbuhnya. Ia juga menambahkan jika dari sanggarnya sendiri sudah memiliki pakem-pakem sendiri dari tarian joged tersebut. -Wiwin
Hilangkan Stigma Tarian Porno
No comments:
Post a Comment