Lahir dari keluarga yang kurang berada tidak membuat Ni Wayan Daliani patah semangat. Sejak menginjakkan kaki di SMK Bali Mandara ia mulai menunjukkan prestasi yang gemilang. Dalam peringatan HUT ke-71 Kemerdekaan RI ia berhasil menjadi barisan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) tingkat kabupaten.
Untuk dapat menjadi anggota pasukan paskibra memang tidak mudah dan tidak semua remaja memiliki kesempatan yang sama. Berawal dari mengikuti seleksi di sekolah, ia mampu masuk ke dalam 10 besar siswa yang akan mewakili sekolah dalam seleksi di kabupaten. “Prosesnya lama sekali karena memang banyak yang mendaftar,” tutur perempuan berparas ayu tersebut. Gagal mengikuti seleksi tingkat provinsi dan nasional sedikit membuat ia kecewa. Hal tersebut dikarenakan Dali tidak memenuhi standar tinggi badan yang ditentukan. “Meski tidak lolos tingkat nasional dan provinsi namun tetap bersyukur bisa menjadi anggota Paskibra di kabupaten,” tambahnya.
Berkat kerja keras dan latihan rutin ia berhasil terpilih menjadi pasukan delapan. Dibalik keberhasilannya, ternyata ia menyimpan banyak cerita yang tidak banyak diketahui orang. Salah satunya merasa minder dan tidak yakin karena tinggi badannya yang lebih rendah dengan yang lain. “Awalnya biasa aja tetapi lama-lama merasa kalau banyak saingan, soalnya dibariskan berdasarkan dari ketinggian, dan saya berada paling belakang,” ceritanya ditemui disela-sela jam istirahat sekolah. Sebelum terpilih menjadi pasukan pembawa baki, ia juga sempat mengikuti seleksi Danki namun gagal karena suara yang kurang keras.
Uniknya, dalam seleksi pasukan delapan untuk membawa baki, perempuan kelahiran 21 September 1999 sama sekali tidak merasa gugup. Hal itu dikarenakan ia sudah terbiasa dilatih kedisiplinan, kesiapan mental, dan public speaking di sekolah. “Saya lihat teman-teman yang lain ada yang gugup, gemetar, tetapi saya yakin pasti bisa,” imbuhnya. Dari empat saingan, ia mencoba paling akhir dan akhirnya terpilih sebagai pembawa baki.
Ia mengaku beruntung diberi kesempatan menempuh pendidikan di tengah kondisi keluarga kurang mampu. “Sebelumnya mendapat tentangan dari orang tua karena mereka belum tahu SMK Bali Mandara itu seperti apa. Namun ketika orangtua nonton di televisi mereka jadi tahu sekolah ini seperti apa,” ungkapnya. Bantuan Pemprov Bali, menjadikan siswi yang duduk di kelas XI ini memiliki mental dan karakter tangguh. Saat ini, pengalaman membawa bendera membuat dia menjadi pribadi yang pantang menyerah. Prestasi putri dari pasangan I Nengah Sedeng dan Ni Wayan Sulendri ini memang sudah terlihat sejak duduk di bangku SMP. “Sejak SMP memang sudah sering mengikuti berbagai macam lomba atletik,” ucapnya. Akan tetapi kecintaannya terhadap seni lukis membuatnya memilih jurusan Teknik Gambar Bangunan, bahkan ia sempat menjuarai lomba melukis yang diselenggarakan oleh pemkab Karangasem.
Dali tidak menampik jika cita-citanya kelak sangat bertolak dengan jurusannya yang diambil saat ini. Anak pertama dari empat bersaudara ini kelak ingin menjadi polwan. Meski demikian ia mengaku tetap mendalami jurusan yang telah diambil, namun ketika ada kesempatan akan dimanfaatkan menjadi anggota polwan. “Saat ini saya tetap akan menekuni dunia gambar, ketika lulus nanti akan saya coba menjadi anggota polwan,” pungkasnya. -Wiwin
Terbiasa Disiplin
No comments:
Post a Comment