Wednesday, August 24, 2016

Konsumsi Ikan Lima Kali Seminggu

 


Tingkat  konsumsi ikan masyarakat Bali tergolong masih rendah, hanya 40,12 kg/kapita/tahun. Pemerintahan Provinsi Bali sedang mengencarkan gerakan  gemar makan ikan. Berbagai lomba kreasi ikan terus digelar, dengan tujuan menambah minat masyarakat Bali untuk mengolah ikan menjadi makanan favorit sehari-hari. Apa manfat ikan bagi kesehatan?


Ida Ayu Eka Padmiari, SKM, M.Kes.

Ida Ayu Eka Padmiari, SKM, M.Kes.


Menurut ahli gizi,  Ida Ayu Eka Padmiari, SKM, M.Kes., ikan merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat gizi. Sebagai salah satu sumber protein hewani, ikan mengandung asam lemak tak jenuh (omega-3, eicosapentaenoic acid /EPA, docosahexanoic acid /DHA), yodium, selenium, flourida, zat besi, magnesium, zink, taurin, coenzyme Q10.  “Kebutuhan gizi dari ikan  merupakan modal dalam pembentukan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, mandiri dan sejahtera. Bila menginginkan SDM Indonesia berkualitas maka tingkat konsumsi ikan perlu terus didorong karena ikan tidak hanya sebagai sumber protein tetapi juga mengandung lemak, vitamin dan mineral yang sangat baik bagi tubuh,” ujarnya.


Ia menambahkan, kandungan protein yang besar dalam ikan mampu memperbaiki kebutuhan gizi masyarakat Indonesia selain dari daging yang harganya lebih tinggi.  Dibandingkan dengan lemak hewani lainnya, lemak ikan sangat sedikit mengandung kolesterol. Hal ini sangat menguntungkan bagi kesehatan karena kolesterol yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah dan penyakit jantung koroner.


Selain kaya akan protein  yang bermutu tinggi, ikan juga mengandung sejumlah vitamin dan mineral yang berimbang. Vitamin yang banyak terdapat pada ikan adalah vitamin lemak (Vitamin A dan D) sedangkan mineral yang dominan adalah kalsium, fosfor, iodium, besi, dan selenium. Zat-zat gizi tersebut bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit akibat kekurangan zat gizi mikro dan penyakit.


Kandungan omega-3 pada ikan jauh lebih tinggi dibanding sumber protein hewani lain seperti daging sapi dan ayam. Daging babi bahkan sama sekali tidak mengandung omega-3. Tubuh manusia dapat membentuk beberapa tipe asam lemak, namun demikian asupan asam lemak essensial khususnya asam lemak tak jenuh omega-3 dan omega-6 masih diperlukan. Sumber utama omega-3 adalah seafood dan tanaman seperti kacang kedelai, kanola, biji rami. Sedangkan sumber utama omega-6 juga ditemukan dalam semua jenis seafood seperti crustacea, molusca, ikan dan tanaman seperti bunga matahari, jagung dan kedele.


Ia menegaskan, konsumsi ikan secara teratur memegang peranan penting dalam memenuhi rasio omega-3 dan omega-6. Untuk pencegahan terhadap kekurangan asam lemak esensial, ia  menyarankan manusia harus mengonsumsi tidak kurang dari 2,4% dari total asupan omega-6 dan 0,5-1,0% dari total asupan omega-3. “Porsi yang tepat bagi dewasa untuk mengonsumsi ikan, 3- 5 kali seminggu, setiap porsi sebanyak 50 gram,” sarannya.


CARA TEPAT MEMASAK IKAN

Walaupun kadar dan komposisi gizi pada ikan sangat sempurna, tidak berarti unsur tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh tubuh manusia. ”Cara memasak dan mengolah ikan yang salah akan menurunkan atau menghilangkan sama sekali potensi yang dimiliki oleh ikan tersebut,” ujarnya.


Pemasakan ikan dengan cara digoreng dapat menyebabkan rusaknya asam lemak omega 3 akibat proses oksidasi. Penggorengan juga menyebabkan terserapnya minyak goreng ke dalam daging ikan sehingga lemak ikannya keluar dan terbuang percuma. “Pemasakan ikan dengan cara  dipepes, dikukus, dipanggang atau ditim akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan digoreng,” sarannya. –Wirati Astiti


PT. Assistama Indonesia memberikan edukasi gerakan cuci tangan yang benar kepada siswa-siswi Pelita Bangsa.

PT. Assistama Indonesia memberikan edukasi gerakan cuci tangan yang benar kepada siswa-siswi Pelita Bangsa.


Kampanye Cuci Tangan Pakai  Sabun

Meskipun kita sering  mencuci tangan dengan air, hanya sedikit yang menggunakan sabun terutama yang mengandung antiseptik. Mencuci tangan dengan sabun, khususnya dengan sabun antiseptik diyakinkan dapat menghilangkan kuman-kuman di tangan secara efektif.


Menurut journal kesehatan medis internasional Trop.Med.Int.Health. 2006 edisi Maret Bab 11(3) halaman: 258-67, jutaan anak-anak di bawah lima tahun meninggal dikarenakan penyakit diare dan pneumonia, dua penyakit pembunuh pada anak di seluruh dunia. Penyakit diare disebabkan utamanya karena penularan melalui kontaminasi makanan dan tangan yang tidak sehat, yang masih mengandung kuman monster mikro-organisme.


Kampanye “Cuci Tangan Pakai Sabun”, atau disebut Global Handwashing Day merupakan suatu cara  untuk mendukung kampanye tata cara global atau lokal kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, yang ditekankan kepada anak-anak sekolah, guru,  dan orangtua.  Program cuci tangan dengan sabun ini dikampanyekan di setiap negara dan diperingati setiap tahunnya tanggal 15 Oktober.


Program Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) selain bersifat sederhana dan tidak mengeluarkan banyak biaya, program ini dapat memotong secara drastis jumlah angka kesakitan, bahkan kematian anak muda karena sakit. Kampanye CTPS diupayakan berhasil mengubah tata cara gaya hidup anak, remaja, dewasa muda hingga para orangtua, dapat mencegah satu dari tiga urutan penyebab diare, atau dikenal sebagai acute gastroenteritis, dan hampir memotong satu dari enam jalur penyakit pernafasan, seperti halnya acute pneumonia.


Masyarakat seluruh dunia bersama-sama akan memperingati Global Handwashing day dalam berbagai cara, antara lain: membuat lagu dan tari yang mempermudah setiap orang menghafal tata cara cuci tangan pakai sabun dengan benar, menyebarkan brosur aktivitas kepada sekolah-sekolah, penyuluhan dan kegiatan kesehatan bagi ribuan siswa dan guru serta orangtua murid sekolah.  Dalam memperingati Hari Kemerdekaan (16/8),  PT. Assistama Indonesia memberikan edukasi gerakan cuci tangan yang benar kepada siswa-siswi Pelita Bangsa. –Wirati Astiti



Konsumsi Ikan Lima Kali Seminggu

No comments:

Post a Comment