Tuesday, July 26, 2016

Pertahankan Bahasa Bali

Mengekspresikan jiwa seni seseorang memang dapat ditunjukkan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan cara bermain musik dan berkarya. Terbentuk sejak 22 Februari 2015 silam, band yang satu ini memang memiliki keunikan tersendiri. Dilihat dari cara terbentuknya, band ini memang terkesan mendadak sehingga para personilnya sepakat menyematkan nama Na ‘Duck Band. “Terbentuknya memang dadakan tapi bukan berarti kami tidak ada persiapan. Kalau manggung kami selalu persiapkan diri,” ungkap Lecce, sang vokalis.Na

Band yang digawangi oleh Lecce di vokal, Sastra di bass, Iponk di drumm, dan Moning di gitar ini mengaku jika bermusik merupakan hobi dari masing-masing personil. “Kami hanya hobi saja kemudian ada teman curhat dan minta dibuatkan lagu, dan gak tahu kenapa akhirnya terbentuk sebuah band,” jelas Lecce. Sebagai band yang terbilang masih baru, Na ‘Duck Band belum merampungkan album yang pertamanya, sehingga di media radio hanya dapat didengar beberapa lagunya saja. “Sebenarnya lagu sudah banyak dan sering juga dibawa manggung hanya saja perekamannya yang belum selesai jadi di radio juga sedikit ada,” tambah Lecce.

Sebagai band yang berasal dari Buleleng, Na ‘Duck Band paham benar keadaan masyarakat dan polemik yang ada didalamnya. Banyak orang yang mengklaim dirinya Ajeg Bali, namun tidak banyak yang dapat menunjukkan secara nyata aksi yang telah dilakukan. “Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkan Ajeg Bali, tapi kami dan teman-teman melakukannya dengan seni terutama berkarya dalam musik,” tambah Lecce.

Selain itu, mereka juga ingin ikut meramaikan blantika musik Bali sehingga dalam penggarapan lagu, fokus kepada penggunaan bahasa Bali. Menurutnya, sebagai band sekaligus masyarakat Bali sangat wajib menggunakan bahasa Bali. Mereka juga tidak menampik jika perkembangan bahasa saat ini memang cukup pesat. Terbukti dari bahasa yang digunakan oleh masyarakat modern yang tidak lagi mempertahankan bahasa Bali asli, melainkan bahasa Bali campuran. “Banyak orang bahkan pencipta lagu menggunakan bahasa aku, kamu sebagai bahasa campuran,” imbuh Iponk. Akan tetapi dalam lagu-lagu garapannya, Na ‘Duck berusaha menciptakan dengan menggunakan dan mempertahankan bahasa Bali.

Sebuah karya dikatakan baik jika maksud yang diinginkan tersampaikan kepada penikmatnya. Begitu juga dengan karya-karya dari band ini. Melalui lagu “Bajang Truna”, Na ‘Duck ingin menyadarkan anak-anak muda zaman sekarang agar lebih bisa menjaga diri. Menurutnya, prilaku remaja jika tidak dikontrol akan kebablasan. Maka melalui lirik yang berisi pesan moral tersebut secara tidak langsung mengajak remaja-remaja agar menjaga sikap dan perbuatan. “Ya, pesannya disampaikan kepada remaja pada umumnya, dan terutama para cewek-cewek yang baru SMP agar lebih menjaga cara berpakaian karena cantik tidak harus seksi,” jelas Lecce.

Menurut band yang asli dari Lovina ini menuturkan, bahwa dalam lagu-lagu yang telah diciptakan mengambil beberapa tema baik dari cinta maupun sosial. Akan tetapi merupakan suatu tantangan dalam mencipatkan lagu bertema sosial dibandingkan dengan tema cinta. “Kalau sosial lebih rumit mengenai pergaulan, kehidupan masyarakat dan sebagainya, sedangkan kalau membuat lagu dengan tema cinta lebih gampang karena kita sendiri pasti pernah merasakannya,” tutur sang vokalis. -Wiwin



Pertahankan Bahasa Bali

No comments:

Post a Comment